Apem Bekuwa - Masyarakat Palembang Percaya Bahwa Makanan ini Dapat Membantu Orang Meninggal Terhindar Dari Api Neraka !
Sebelum membahas mengapa apem bekuwa ini dipercaya oleh masyarakat palembang demikian, maka akan dijelaskan dulu apa itu apem bekuwa.
Apem bekuwa adalah makanan tradisional masyarakat palembang. Dilihat dari bentuknya makanan ini hampir serupa dengan makanan jawa barat yaitu serabi atau yang lebih terkenal dengan nama Serabi Bandung. Makanan tradisional ini termasuk jenis makanan untuk kepentingan upacara, sehingga makanan ini tidak setiap saat bisa ditemui.
Pada yang telah lalu, adat pembagian masyarakat ini di pegang teguh dan ditaati dalam kehidupan sehari-hari bahkan sampai dalam perjodohan maupun perkawinan. Dari segi pelapisan sosial masyarakat palembang terbagi menjadi dua bagian yakni golongan priyayi dan golongan rakyat biasa. Hal ini mungkin di pengaruhi oleh adanya pelapisan sosial dari kalangan masyarakat suku bangsa Jawa.
Penjelasan Mengenai Makanan ini Dipercayai Masyarakat Palembang Sebagai Pembantu terhindar dari api Neraka.
Apem bekuwa dibuat oleh masyarakat lapisan bawah yakni golongan dengan satus sosial rakyat biasa. Fungsi dari makanan ini terbatas hanya pada pelaksanaan upacara spiritual(keagamaan), khususnya dalam upacara atau kegiatan memperingati malam ke tujuh dan 40 hari pada orang yang meninggal bagi masyarakat uang menganut agama Islam, sehingga makanan ini tidak buat setiap harinya.
Dalam hidangannya pada peringatan tersebut, makanan ini disajikan secara khusus sebagai makanan pinggiran, maksudnya adalah makanan ini di atur dan ditata pada pinggir meja hidangan makanan. fungsinya dalam pengaturan tersebut ialah sebagai makanan pembuka untuk menyantap makanan hidangan lainnya (bukan makanan utama) yang dihidangkan oleh masyarakat palembang kalangan bawah dan makanan ringan sedangkan makanan tambahan dihidangkan oleh masyarakat kalangan menengah ke atas.
Pada pelaksaan tahlilan tujuh hari dan 40 hari orang meninggal, apem bekuwa dan makanan ringan ini yang dihidangkan oleh kalangan bawah berfungsi sebagai makanan pengiring doa dan untuk sekedar bagi arwah meningal, sehingga mereka percaya bahwa apem bekuwa dapat digunakan sebagai perisai api neraka dalam bahasa palembang nya tebeng api nerako bagi orang yang meningal.
Lihat juga : Masakan Aceh
Menurut cerita makanan ini memiliki sejarahnya menegenai apem bekuwa ini apabila dihidangkan pada acara tahlilan hari ke tujuh atau hari ke 40 orang meninggal dapat terhindar dari api neraka. Cerita singkatnya ialah Pada dahulu kala ada hidup seseorang yang kaya raya serta serba kecukupan dan dia orang yang dermawan. Namun kedermawaannya tersebut tidak diikuti dengan keikhlasan hatinya ketika memberi kepada orang lain dan selalu minta pujian orang lain ketika memberi atau menolong orang lain. Namun suatu saat datanglah seorang pengemis kepadanya dan ia memberikan makanan yaitu apem bekuwa kepada si pengemis tersebut.
Larut malam pun tiba, dan si kaya tersebut tidur. Dalam tidurnya si kaya tersebut bermimpi bahwasannya dia masuk neraka, lantas dia ditutupi oleh makanan yang diberikan pada si pengemis tersebut dan dia tidak terkena api neraka.
Lalu pengalaman tersebut disebarluaskan pada masyarakat, sehingga timbul satu kepercayaan bahwa untuk terhindar dari api neraka hendaknya menghidangkan apem pada peringatan atau tahlilan tujuh hari dan 40 hari orang meninggal.
Berkembangnya kepercayaan seperti ini pada masyarakat suku bangsa palembang lapisan bawah. (Nauzubillahi minzalik)
Sumber : Makanan tradisional Indonesia, Proyek pelestarian dan pengembangan tradisi dan kepercayaan kementrian kebudayaan dan pariwisata tahun 2004
Mudah-mudah masyarakat palembang saat ini tidak demikian dan selalu dalam perlindungan !
0 Komentar
Kolom komentar